Mencari, Pj Gubernur DKI Jakarta.

Caption : Juri Ardintoro

BT.COM, JAKARTA,- Sebagaimana diketahui, masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies akan berakhir pada 16 Oktober 2022.

Muncul kepermukaan salah satu nama Juri Ardintoro disebut paling layak menjadi Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, untuk menggantikan Anis Baswedan yang akan purna pada 16 oktober 2022.

Juri dipandang lebih unggul jika dibandingkan dengan dua kandidat lainnya yang saat ini sama sama sedang diusulkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Carnavian kepada Presiden.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Forum Masyarakat Santri Nusantara (Formasnu) Ahmad Rouf Qusyairi melalui release yang dikirim kepada media massa di Jakarta, Mei 2022.

“Dalam hal kebutuhan Jakarta saat ini hingga terpilihnya gubernur definitif hasil Pilkada 2024 mendatang, sosok Juri Ardiantoro menurut saya, paling layak untuk dipilih oleh Presiden Joko Widodo” terangnya.

Menurut Rouf, rekam jejak Juri Ardiantoro yang mempunyai pengalaman panjang dalam kepemiluan menjadi keunggulan utama baginya jika dibanding dua kandidat lainnya.

Dan kita tahu, lanjut Rouf, pada tahun 2024 nanti, merupakan tahun dimana kita sedang melaksanakan hajatan besar secara nasional, yaitu dilaksanakannya Pemilu serempak (Pileg dan Pilpres) dan juga Pilkada.

Sebelumnya, Juri menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 2016-2017 menggantikan Husni Kamil Manik yang meninggal dunia.

Juri meniti karier di bidang kepemiluan sejak aktif sebagai satu diantara pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP).

Ia pun menjabat Sekretaris Jenderal KIPP pada 2003. Di tahun 2008, Juri terpilih menjadi Komisioner KPUD DKI Jakarta periode 2003-2013.

“Pemerintah pusat butuh sosok yang mengerti betul dan memahami tentang dinamika dan seluk-beluk kepemiluan, baik pada tataran konsep, regulasi, kebijakan, dan kondisi lapangan untuk menggawangi Jakarta yang masih berfungsi sebagai Ibu Kota Negara ini”jelas Rouf.

Ditambah lagi, relasi, jejaring, dan kemampuan komunikasinya dengan kalangan aktifis pemilu dan elit-elit Parpol dan elit politik nasional menjadi faktor yang akan menggaransi Jakarta akan tetap kondusif saat menghadapi perhelatan politik lima tahunan nanti.

Santri Berkemampuan Teknokratis

Tak hanya di dunia kepemiluan, pria lulusan Universitas Negeri Jakarta ini juga menjabat sebagai Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA.

Ia kemudian meraih gelar Magister di Universitas Indonesia dan gelar Doktor di Universiti Malaya, Malaysia.

“Bisa dibilang, figur Juri Ardiantoro ini, kiprahnya sebagai santri di NU, termasuk golongan yang lengkap, karena dimulai sejak dari pelajar, mahasiswa dan sampai pada jajaran pengurus tingkat pusat”jelas Rouf.

Meski seorang Santri, Juri juga dipandang mempunyai kemampuan teknokratik yang matang.

Sehingga, postur dan kultur birokrasi sebagai pelaksana teknis kebijakan pemerintahan sudah ia dalaminya.

Terbukti, Saat ini, ia dipercaya oleh Presiden Joko Widodo menjabat sebagai Deputi IV Kantor Staf Presiden atau KSP yang membidangi Informasi dan Komunikasi.

“Ia menjabat Wakil Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin masa kampanye {emilu 2019 lalu. Disinilah bisa dikatakan, Presiden Joko Widodo, tentu merasa nyaman dan yakin manakala Jakarta dipegang oleh orang yang loyal kepadanya”pungkas Rouf.

Seperti diketahui, jabatan Anies sebagai Gubernur DKI akan berakhir pada Oktober 2022 mendatang.

Sementara, Pilkada DKI Jakarta baru akan dilaksanakan pada 2024, berbarengan dengan Pemilu Serentak.

Sebagai informasi untuk mengisi kekosongan jabatan, Kementerian Dalam Negeri saat ini sedang mengusulkan 3 nama Penjabat (Pj) Gubernur kepada Presiden, yaitu

1.Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres),

2.Heru Budi Hartono; Sekretaris Daerah DKI,

3.Marullah Matali, dan Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP),

4.Juri Ardiantoro.
(Man/Eko)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini