Debat Capres Kelima, Rahman Faisal : Substansi Kongkrit Masih Fatamorgana ?

Rahman Faisal, S.S, M.M,

Jurnalis : rohman
redaktur : fadlun.

BT Com, CIPUTAT – Debat kelima pada Minggu (4/2/2024) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tema kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan inklusi.

Adapun sub tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan. Lalu teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Dosen Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Pamulang. Rahman Faisal, S.S, M.M, menanggapi Pada sub tema Pendidikan yang membahas Kualitas pendidikan,

“Tenaga pendidik, dental anggaran sangat besar Masih jauh Dari langkah nyata. Banyak hal yang harusnya sangat diperhatikan,” tutur  Dosen UNPAM yang akrap disapa Bang Ichal pada minggu (4/2/2024) malam.

Ia mengulas, Pada saat Capres membahas tentang pendapatan Guru Dan Dosen Masih jauh dari Kata Sejahtera. “Hangs decafs Implisit” menekankan tentang kesejahteraan harus diperhatikan.

“Debat Ini tidak beda jauh dengan Debat Capres tahun 2019.Selain Kesejahteraan Guru Dan Dosen yang juga perlu diperhatikan adalah tenaga administasi masih jauh dari kata layak dari yang seharusnya diterima, ” papar nya.

Menurut Ichal, Semua hal yang disajikan dalam debat berkisar pada kehidmatan subtansi. Namun program yang ditawarkan belum kongkrit.

“Harusnya para Capres memaparkan dari anggaran besar 20% akan apa langkah kongkrit. Hal ini sejatinya menjadi tolak ukur mana yang sangat layak dilakukan,” imbuh nya

“Tidak adanya tolak ukur ini, seperti hanya memberikan harapan saja, “cetus nya

Ichal pun mengatakan, bahwa Praktik-Praktik pengelolaan dana BOS di Sekolah tidak sedikit pihak sekolah yang mengambil praktik seperti mencari uang tambahan untuk menutupi operasionalnya.

“Oleh karena itu Dana BOS ini harus dievaluasi dan turun ke lapangan bagaimana sekolah menerapkan pengelolaan dana BOS yang benar-benar dapat memenuhi kebutuhan Sekolah dan lainnya,” ungkap nya

Dimana Peran Pemerintah? Jika membahas tema pendidikan sangat masih jauh api dari panggang.

“Jika melihat di Negara Maju pendidikan menjadi tolak ukur kualitas SDM. Oleh Karena itu peran pemerintah yang hanya berkutik pada administrasi dan mengubah atau utak atik Kurikulum beda menteri beda Kurikulum. Begitu saja seterusnya bagaimana mau maju Arah Pendidikan kita, “tanya ichal

Walau demikian lanjut Ichal, Di Sektor Pendidikan tinggi antara Kualitas Pendidikan Negeri dan Swasta juga masih belum menyeluruh secara keseimbangan kualitas yang tidak merata.

“Kualitas pendidikan, Hal ini tidak disinggung selama Debat Capres, sehingga substansinya tidak tersentuh secara menyeluruh. Lagi-lagi arahnya dipaparkan hal yang umum saja, ” kata ichal

Pendidikan Disabilitas, yang disinggung pun tidak jelas arah konkritnya. Misalnya untuk Pemerintah sudah mengalokasikan, belum maksimal ini yang perlu dievaluasi dan mencari langkah nyatanya apa saja.

“Tapi belum dipaparkan dengan menyentuh pokok masalahnya. Bahkan anggaran 20% dari APBN kenapa masih jauh dari kata baik untuk kepentingan Disabilitas atau pendidikan secara menyeluruh,” sambung nya.

Pada subtansi Ketenagakerjaan, Pekerja Migran, Pendampingan Hukum dan Konseling Mental, pemerintah ada dimana?,, Lagi-lagi masih jauh dari kebijakan nyata yang seharusnya dipaparkan. Entah karena keterbatasan waktu atau hanya dipaparkan dalam visi dan misi tapi tidak ada langkah nyata yang disampaikan dalam debat. “Padahal dikesempatan debat ini dapat dipergunakan semua Capres untuk mendapatkan simpati dan perhatian masyarakat luas untuk menentukan pilihannya,” beber nya.

Adapun tentang Stunting, Sempat disinggung juga belum menyentuh atau disampaikan tidak lebih dan tidak bukan hanya sebuah uraian dalam rangkaian kata saja.

Lanjut lagi dengan Bansos, dari dahulu selalu menjadi senjata baik petahana maupun capres lain yang dekat dengan penguasa.

“Padahal dana Bansos setiap tahun dibahas ditingkat DPRD  Kota mau pun Provinsi serta tingkat DPR RI. Namun masalah Bansos dari dahulu juga datanya tidak pernah selesai. Bagaimana bisa selesai jika data dari satu kementerian ke kementerian lain tidak sama,” ucap nya.

Karena itu, pada tema dan subtema sudah selayaknya dipertegas agar dimaksimalkan oleh para Capres di panggung debat.

“Bukan setelah debat baru sibuk klarifikasi dan argumentasi baik Capres itu sendiri maupun Tim Sukses (Timses) saja,” tukas nya

Sesi Debat Terakhir ini, Anti Klimak dari yang menurut pengamat akan riuh. “Namun yang terjadi sesi debat terakhir lebih adem, serangan dari satu paslon Capres ke paslon lainnya tidak seberani Debat sebelumnya,” ulas nya.

Secara keseluruhan, menjadi penutup debat yang adem ayem dan apa yang diinginkan atau dibayangkan tidak seutuhnya berjalan.

“Namun inilah pesta demokrasi, beda pilihan boleh, tapi jangan sampai terpecah belah. Mari jaga keutuhan NKRI dengan Kebhineka Tunggal Ika.,” kata ichal

Diakhir Dosen Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis – Universitas Pamulang. Rahman Faisal, S.S, M.M,  atau bang ichal mengajak, Mari kita gunakan Hak Kita untuk memilih baik Dari tingkat Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi/Kota serta DPD.

“Ayo sukseskan Pesta Demokrasi Setiap 5 Tahunan, jangan golput yaa,” tutup nya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini