Aliansi Mahasiswa Lampung di Jakarta : Apresiasi PT PLN Pemulihan Listrik Wilayah Sumbagsel.

M. Afif Kurniawan, Magister S2 UMJ Asal Lampung (Foto : istimewa)

BT COM, LAMPUNG – Peristiwa Blackout atau pemadaman listrik besar-besaran yang terjadi di sebagian wilayah Sumatera, termasuk Lampung, adalah peristiwa luar biasa yang disebabkan oleh berbagai faktor eksternal dan internal.Gangguan tersebut menyebabkan dampak yang signifikan pada berbagai sektor kehidupan masyarakat.

Kordinator Aliansi Mahasiswa asal Lampung yang berada di Jakarta sebut saja Kurniawan mengaku telah mencari informasi dari rekan PLN dan sosial media, lalu dirinya mendapat informasi Sistem Interkoneksi di Sumatera mengalami gangguan.

“Gangguan terjadi pada jaringan transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275 KV Linggau, Lahat yang telah menyebabkan kondisi kelistrikan Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung di sebagian sistem Interkoneksi di Sumatera terkena gangguan,”kata Kurniawan pada minggu 9 Juni 2024.

Dikatakan, Sistem transmisi Linggau ini merupakan bleed system yang saling terhubung, mencakup beberapa wilayah di Sumatra. Sistem ini dirancang menjaga keandalan pasokan listrik, sehingga sistem kelistrikan menjadi lebih stabil dan efisien.

“Dalam mengatasi ketidaknormalan terjadi. Seharusnya, selalu dilakukan pemeliharaan rutin oleh rekan-rekan PLN yang bekerja di bagian operasional, unit Pusat Pengatur Beban sesuai dengan code conduct dan pedoman operasional,” ujar nya.

ia meyakini, Pemeliharaan selalu dan rutin dilakukan oleh teman-teman PLN. Sejalan dengan mengacu pedoman terhadap Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral Nomor 20 Tahun 2020 tentang Aturan Jaringan Sistem Tenaga Listrik (Grid Code).

“Kasus di Lampung dari sisi pemeliharaan yang tepat, teratur mencegah gangguan besar seperti ini. walau pembangkit tenaga listrik di Lampung sudah cukup memenuhi beban puncak di Lampung itu dendiri,” kata Kurniawan sesuai keterangan tertulis yang di terima Redaksi Buletintangerang com. minggu 9 Juni 2024.

Namun, beberapa jenis pembangkit memang merespon dengan lambat atau membutuhkan waktu untuk meningkatkan outputnya, seperti pembangkit jenis PLTU.

Sistem pengendalian dan pengaturan beban mungkin tidak dirancang untuk dengan cepat mengalihkan pasokan listrik dari pembangkit lokal ke jaringan yang lebih luas.

“Dibutuhkan percepatan program transmisi 275 KV pembangkit-pembangkit mini, membantu menopang sebagian daerah yang masih belum teraliri listrik, “tukas nya.

Selain itu, peremajaan beberapa aset PLN mulai dari area pembangkitan, transmisi, distribusi, serta respon terhadap teknologi baru dalam modernisasi perangkat yang bertugas sebagai tulang punggung kelistrikan sangat diperlukan.

“Langkah, menambah kapasitas gardu induk, dalam mengembangkan fasilitas penyimpanan energi seperti baterai besar untuk menyimpan surplus energi dan melepaskannya saat dibutuhkan dapat menjadi solusi, “ucap nya.

Menurut Kurniawan, Pemulihan dari blackout listrik tidak selalu bisa dilakukan dengan cepat karena beberapa alasan teknis dan operasional yang kompleks.

“Identifikasi penyebab gangguan, terutama saluran transmisi yang lebih kompleks, membutuhkan waktu. Sistem kelistrikan terdiri dari banyak komponen yang saling berhubungan, gangguan pada satu bagian bisa pengaruhi bagian lainnya,” tutur aktvis asal lampung tersebut.

Blackout berdampak, pada semua sektor layanan pemerintahan, termasuk Rumah Sakit, Pendidikan, UMKM, Manufaktur, Ritel dan perkantoran, terutama telekomunikasi yang sangat bergantung pada energi listrik.

“Kerugian terjadi pada berbagai sektor ini, mengganggu operasional, menyebabkan kerugian finansial cukup Signifikan,” kata Kurniawan menambahkan keterangan nya.

Realisasi tingkat mutu pelayanan, Permen ESDM No.18 Thn 2019 tentang perubahan atas Permen ESDM No. 27 Thn 2017 telah mengatur kewajiban PT PLN, kompensasi lama gangguan pemadaman listrik.

Bagi saya, PLN telah melakukan langkah yang tepat dengan melakukan penormalan
kelistrikan area distribusi secara bertahap untuk menghindari lonjakan beban yang bisa menyebabkan gangguan tambahan.

“Proses ini, meskipun memakan waktu cukup lama, penting untuk memastikan stabilitas dan keamanan sistem kelistrikan. Untuk mengatasi, mencegah, terulangnya kejadian serupa, diperlukan perbaikan dan peningkatan sistem kelistrikan, termasuk pemeliharaan rutin, percepatan program transmisi, pengembangan fasilitas penyimpanan energi, dan modernisasi perangkat kelistrikan,”imbuh nya.

Dengan langkah ini, diharapkan sistem kelistrikan dapat menjadi lebih stabil dan andal, serta mampu merespon dengan cepat terhadap gangguan yang terjadi.

“Untuk rekan PLN yang terlibat langsung pemenuhan kondisi optimal dan normal dalam kondisi blackout kelistrikan di Pulau Sumatera, Kami doakan agar semangat bekerja dan selalu memberikan informasi terupdate, “ucap Kurniawan.

Kurniawan mempertegas analisa nya, Apabila dibutuhkan investasi modernisasi pembangkit listrik, untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensinya.

“Tentunya teknologi terbaru lebih mampu merespon cepat, perubahan beban dan perangkat – perangkat perlu juga diganti oleh manajemen pihak PLN, sampaikan kepada masyarakat. “Sehingga, dapat menikmati listrik yang ekonomis, layak dan andal, menggerakkan roda perekonomian.

Demikian keterangan tertulis Kurniawan merupakan Kordinator Aliansi Mahasiswa asal Lampung yang berada di Jakarta. (Red)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini