Beranda Banten Dinkes Provinsi Banten : Deteksi Dini Hepatitis C.
BT. COM, – Seksi Pencegahan dan Pengedalian Penyakit Menular dan Tidak Menular (P2PMTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mencatat bahwa Hepatitis C adalah peradangan hati disebabkan virus hepatitis C.
Hepatitis C adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati, penyakit ini dapat menyebabkan penyakit akut (jangka pendek) dan kronis (jangka panjang).bisa mengancam jiwa.
Virus ini dapat menyebabkan hepatitis akut dan kronis, mulai dari penyakit ringan hingga penyakit serius seumur hidup termasuk sirosis hati dan kanker.
Hepatitis C menyebar melalui kontak dengan darah yang terinfeksi.
Hal ini dapat terjadi melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian, atau melalui prosedur medis yang tidak aman seperti transfusi darah dengan produk darah yang tidak disaring.
Gejalanya bisa berupa demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, sakit perut, urine berwarna gelap, dan kulit atau mata menguning (penyakit kuning).
Obat antivirus bertindak langsung (DAA) dapat menyembuhkan lebih dari 95% orang dengan infeksi hepatitis C, namun akses terhadap diagnosis dan pengobatan masih rendah.
Layanan rujukan Hepatitis C di Provinsi Banten diantaranya : RSU Banten, RSU Kabupaten Tangerang, RSU Kota Tangerang, RSU Kota Tangerang Selatan, RS Adji Darmo Lebak dan RSDP Serang.
Infeksi HCV akut biasanya tidak menunjukkan gejala dan sebagian besar tidak menyebabkan penyakit yang mengancam jiwa.
Sekitar 30% (15-45%) orang yang terinfeksi secara spontan menghilangkan virus dalam waktu 6 bulan setelah terinfeksi tanpa pengobatan apa pun.
Prioritas Pasien Skrining Anti-HCV : Penasun (dan eks penasun), Orang dengan HIV, Pasien Hemodialisa (HD) dan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)
Sisanya, 70% (55–85%) orang akan mengalami infeksi HCV kronis.
Di antara mereka yang menderita infeksi HCV kronis, risiko sirosis berkisar antara 15% hingga 30% dalam waktu 20 tahun.
Secara global, diperkirakan 50 juta orang menderita infeksi virus hepatitis C kronis, dan sekitar 1,0 juta infeksi baru terjadi setiap tahunnya.
WHO memperkirakan pada tahun 2022, sekitar 242.000 orang meninggal karena hepatitis C, sebagian besar disebabkan oleh sirosis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati primer).
Kanker hati sebagai penyebab kematian ketiga tertinggi, terbanyak (80%) disebabkan hepatitis B kronik dan hepatitis C kronik
Sumber: WHO, International Agency for Research and Cancer (IARC), 6 Feb 2024
Sebagian besar hepatitis C akut akan menetap menjadi hepatitis C kronik yang merupakan salah satu penyebab utama sirosis dan karsinoma hepatoseluler.
Tidak ada vaksin untuk hepatitis C, namun penyakit ini dapat diobati dengan obat antivirus.
Deteksi dan pengobatan dini dapat mencegah kerusakan hati yang serius dan meningkatkan kesehatan jangka panjang. (Adv)