Oleh : Junaidi Rusli merupakan wartawan senior mantan Ketua PWI Tangerang selatan (Plt Ketua PWI Banten) dan pemerhati politik
BULETINTANGERANG, COM – Pemilu (Pemilihan Umum) Bupati Tangerang yang akan menjadi ajang pertarungan sengit antara dua kekuatan politik utama.
Kubu perubahan yang diwakili oleh pasangan Zulkarnain-Leru ,dan kubu status quo yang tampak terpecah antara pasangan Rasyid Maesal-Intan dan Mad Romli-Irvansyah.
Persaingan ini bukan hanya tentang siapa yang akan memimpin, tetapi juga tentang arah masa depan Kabupaten Tangerang.
Kubu Perubahan: Harapan untuk Masa Depan Baru Pasagan Zulakrnain-Leru membawa agenda perubahan yang segar,
Menawarkan visi pembangunan yang lebih inklusif, transparan, berbasis pada partisipasi warga Kabupaten Tangerang
Zulkarnain, yang dikenal sebagai sosok aktivis sosial, berasal dari masyarakat kebanyakan kemudian menjadi Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) kabupaten tangerang. wadah berhimpun bagi pengusaha di Kabupaten Tangerang, telah membangun reputasi sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat.
Bersama Leru, Dikenal sebagai tokoh muda progresif jika nantinya pasangan ini menjadi pemenang maka Leru adalah salah satu generasi milenial (baca gen Z) yang menjadi rekor sendiri sebagai salah satu pemimpin paling muda dalam sejarah terbentuknya pemerintah Kabupaten Tangerang.
Pasangan ini menekankan pentingnya reformasi pelayanan publik, pendidikan gratis SD, SMP, SMA, kesehatan gratis dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam kampanyenya, Zulkarnain (No : 3) menekankan pentingnya mengakhiri praktik politik lama yang dinilainya tidak lagi relevan dengan tuntutan zaman.
Menurutnya, Kabupaten Tangerang membutuhkan pemimpin yang mampu mendobrak status quo dan membawa perubahan yang nyata, bukan hanya janji-janji kampanye.
Mereka mengusung platform anti-korupsi dan desentralisasi kekuasaan ke tingkat desa, Dianggap bisa mempercepat pembangunan daerah. Zulkarnain-Leru memberikan angin segar perubahan dengan program-program mereka seperti ; Penuntasan Stunting, BPJS gratis, pendidikan gratis, tunjangan guru ngaji, dan honor perangkat desa.
Kubu Status Quo : Kontinuitas dan Stabilitas.
Di sisi lain, kubu status quo terbagi menjadi dua kekuatan besar yakni pasangan Rasyid Maesal-Intan dan Mad Romli-Irvansyah
Keduanya adalah representasi dari kekuatan politik lama yang selama ini memegang kendali di Kabupaten Tangerang.
Rasyid Maesal, pengalamannya yang panjang di birokrasi dan politik lokal terakhir jabatan Rasyid Maesal adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, menawarkan stabilitas dan keberlanjutan program-program yang telah berjalan.
Bersama Intan, mereka menjanjikan percepatan pembangunan infrastruktur serta keberlanjutan proyek-proyek besar yang telah dicanangkan pemerintahan sebelumnya,
Namun menjadi pertanyaan masyarakat, karena banyak persoalan kemiskinan hampir disemua wilayah Tangerang, jalan-jalan rusak serta belakangan kasus korupsi RSUD Tigaraksa yang kemudian di SP3 kan oleh Kajari Tigaraksa menjadi catatan buruk bagi masyarakat buat pasangan Rasyid Maesal-Intan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Intan adik dari Bupati sebelumnya yakni Ahmed Zaki Iskandar, yang ingin tetap mencengkramkan kukunya di Tangerang
Walau Zaki sendiri sudah menjadi Ketua DPD Partai Golkar Jakarta sampai “Mengorbankan, Ketua DPD Golkar Mad Romli, sehingga sebagai Ketua DPD Golkar Kabupaten Tangerang Mad Romli malah maju sebagai kandidat calon bupati melalui partai PDIP.
Paslon, Mad Romli-Irvansyah “berasal dari lingkaran kekuasaan lama, berfokus narasi keberlanjutan pembangunan, peningkatan ekonomi melalui investasi besar-besaran di sektor industri dan pariwisata.
Mad Romli, (petahana) mengklaim dirinya memahami pemerintahan Kabupaten Tangerang dan mampu melanjutkan berbagai proyek pembangunan yang sudah berjalan.
Sementara Irvansyah berasal dari partai PDIP yang selama lima tahun PDIP mendudukkan wakilnya menjadi Ketua DPRD Kabupaten Tangerang.
Belakangan Mad Romli-Irvansyah mengklaim sebagai kubu perubahan padahal masyarakat tahu bahwa sebelum jadi Wakil Bupati Tangerang sebelumnya Mad Romli juga pernah menjabat Ketua DPRD Kabupaten Tangerang bersama Zaki sebagai Bupati nya.
Status Quo vs Perubahan: Apa yang Dibutuhkan Tangerang?
Pilkada ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk memilih antara kontinuitas atau perubahan.
Di satu sisi, kubu status quo menawarkan stabilitas, pengalaman, dan keberlanjutan program-program yang sudah ada.
Di sisi lain, kubu perubahan ajukan tawaran untuk membawa angin segar dan memberantas stagnasi, dianggap telah menghambat kemajuan daerah.
Pertanyaan besarnya adalah, apakah Kabupaten Tangerang siap untuk perubahan?
Pasangan Zulkarnain-Leru mewakili semangat reformasi, tapi tantangan terbesar mereka adalah menghadapi kekuatan mapan yang sudah memiliki akar kuat di birokrasi dan politik lokal.
Meski, kubu status quo menawarkan stabilitas, ada kekhawatiran bahwa memilih mereka berarti mempertahankan sistem lama kurang adaptif terhadap perubahan zaman.
Perebutan kursi Bupati Tangerang ini bukan hanya tentang siapa yang akan memimpin, tetapi juga tentang masa depan kabupaten yang semakin kompleks pada perkembangan ekonomi dan demografi yang pesat.
Warga Kabupaten Tangerang harus mempertimbangkan apakah mereka menginginkan perubahan radikal yang ditawarkan Zulkarnain-Leru, atau merasa lebih nyaman di stabilitas yang dijanjikan oleh kubu status quo.
Pada akhirnya, pilihan ada di tangan rakyat Tangerang. Namun, satu hal yang pasti, hasil Pilkada ini akan menentukan arah Kabupaten Tangerang selama lima tahun ke depan.
Apakah akan tetap berada di jalur lama, ataukah siap memasuki era baru yang lebih dinamis. (Red)